LDK Cahaya Islam STAIN Curup Terdepan Dalam Amal dan Ilmu

Assalamualaikumwrwb ! Terima kasih telah berkunjung ke blog kami, "Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dan berada dalam barisan yang teratur seolah-olah mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh. (Asshaf:4) !

Selasa, 31 Mei 2011

Kenapa Harus Menangis??

Saudaraku…Kenapa harus menangis??
Bukankah jalan ini yang telah kau pilih, yang kau katakan akan kau lalui walaupun akan ada ujian, rintangan dan cobaan di dalamnya....jangan ada air mata...kalau kau hanya ingin menangisi kekalahanmu! seberapa besar semangat yang telah kau siapkan untuk terus menuju baris terdepan di jalan da'wah ini..padahal perjalanan ini masih begitu jauh dan tidak membutuhkan jiwa-jiwa lemah yang mudah menyerah...
saudaraku…kenapa harus menangis??
Kau bukanlah mujahid yang lemah...yang sering mengeluh dan mudah kecewa dengan apa yg terjadi...bukankah inilah tabiat jalan dakwah?? Yang akan selalu dilanda ghibah dan fitnah?? Kau masih ingat ketika Muhammad bin Abdullah Rasul kita yang mulia ketika difitnah sebagai tukang sihir?? Apakah kau juga masih ingat dengan Aisyah ra yang difitnah telah berzina?? Apakah juga kau masih ingat penderitaan para sahabat dijalan dakwah ini?? Lalu kenapa masih menangis??? Saat fitnah menderu wajah dakwah hari ini, bukankah fitnah-fitnah yang menerjang dakwah kita dahulu jauh lebih tragis dan menyakitkan?? Tidakkah kita malu untuk mengeluh, menangis, bahkan hengkang dari barisan ini, hanya karena fitnah dan tuduhan keji??
Saudaraku…kenapa harus menangis??
Bukankah kita ingin membangun bangunan dakwah yang tinggi dan kokoh? Dan bukankah jika semakin tinggi akan semakin banyak pula yang melihat dan memperhatikan bahkan berniat untuk menghancurkan? Lalu kenapa harus menangis? Jika banyak pihak luar yang berusaha merobohkannya, tidakkah sebaiknya kita berada di garda terdepan untuk menghalau semua makar yang ingin merobohkan bangunan dakwah kita?? Apakah kau menyesal telah membangun bangunan dakwah yang semakin tinggi dan megah?? Apakah kau menyesal jika hari ini bangunan dakwah kita telah terbuka dan nampak jelas karena ia semakin besar dan tinggi dan semua orang bisa melihat bahkan bisa masuk kedalamnya?? Apakah kau hanya ingin membangun pondasi saja untuk dakwah ini? Dimana pondasi takan ada yang melihat?? Lalu dimana manfaat dakwah? Dimana konsep rahmatan lil ‘alamin, jika hanya membangun pondasi tanpa membangun rumah dakwahnya. Bagaimana obyek dakwah bisa masuk kedalam rumah dakwah ini, jika hanya pondasi tanpa bangunannya? Bukankah yang kita inginkan adalah sebanyak mungkin orang bisa masuk kedalam rumah dakwah kita?? Apakah kau ingin sholeh sendiri Saudaraku…?? jika kau ingin sholeh sendiri, kau ibarat bunga yang mekar namun tak menebar keharumannya…percuma!
Saudaraku…kenapa harus menangis??
Jika ada penghuni rumah dakwah ini harus keluar? Bukankah sebaiknya kau bersyukur, karena kau masih Allah tetapkan untuk tetap bersama dalam rumah dakwah ini?? Bukankah sebaiknya kau bersyukur, pergi satu datang seribu?? Bukankah engkau juga tahu, sejak panji dakwah ini dikibarkan pada zaman Rasulullah tercinta, banyak yang hengkang dan membangkang serta banyak para pembawa berita dusta? Adalah Ubaidillah bin Jahsy. Kader generasi awal yang menyempal. Bukan kader biasa, ia hidup di bawah dakwah Rasulullah. Bertemu langsung dengan penutup para Nabi. Mendapatkan ajaran dari beliau. Bahkan merasakan pahit getirnya mempertahankan Islam di Makkah, bahkan berpisah dari tanah air menuju negeri seberang. Murtad!!Adalah Abdullah bin Ubay yang gemar membawa berita dusta pada kaum Muslimin, yang sering mempengaruhi keyakinan jama’ah muslimin. Adalah Ustadz Ahmad As-Sukari sang masaikh dakwah di zaman ini yang juga hengkang pada zaman imam syahid Hasan Al-Banna. Bukankah mereka orang-orang hebat saudaraku??? Mereka berguguran seperti ranting yang jatuh dari pohonnya yang besar. Musuh-musuh dakwah ini mengira, dengan mengambil salah satu ranting yang jatuh, akan merobohkan pohonny yang besar. Namun yang terjadi adalah, ranting itu semakin kering tanpa ruh kehidupan, sedangkan pohon dakwah ini terus tumbuh semakin tinggi dan besar.
Saudaraku…kenapa harus menangis??
Jika jalan ini terlalu sukar, jika beban ini terlalu berat. Memang begitulah dakwah! Kau berharap semua berjalan dengan tenang, senang, tanpa gangguan, tanpa cercaan, tanpa makar, tanpa fitnah…?? saudaraku..kau ibarat mengharapkan kehadiran rembulan di tengah siang..mustahil!
Kenapa harus menangis??
Jika kini wajah dahwah kita seolah tertampar dengan berbagai isu yang terus berkembang dan memojokkan dakwah kita.. jika kini, keluarga dan masyarakat dilingkungan kita ikut terbawa arus media yang tak henti mengabarkan berita dusta. Tak perlu kau menangis dan kecewa, Karena mereka tak faham sama sekali saudaraku, mereka hanya mendengar dan wajar mereka percaya, karena mereka tak memiliki kematangan fikroh, kekuatan ruhiyah, kelapangan ukhuwah, sedangkan kau?? Bagaimana mungkin engkau menangis karena berita dusta yang melanda dakwah yang tersebar lewat media? Dimana nilai-nilai tarbiyah selama ini kau letakkan, jika kabar media begitu kau percaya dari pada saudaramu sendiri? Lalu apa bedanya kau dengan masyarakat yang tak tertarbiyah. Wajar mereka terbawa media tapi kau??? Bukankah seharusnya ini akan menambah keyakinanmu akan kebenaran jalan ini, yang takan pernah sepi dari gangguan dan cobaan?
Kenapa harus menangis saudaraku…
Kalau ternyata masih tersisa banyak harapan untuk meraih kemenangan abadi kelak…masih banyak ladang amal kebaikan yang terhampar dibuminya yang indah.. masih banyak jiwa-jiwa perkasa yang tak henti meneriakan kalimatullah..masih banyak jiwa-jiwa perindu ar-Royan yang tetap ikhlas beramal di kafilah dakwah, masih banyak saudara-saudara kita disini yang terus berbuat dengan keikhlasannya untuk ummat.. masih banyak saudara-saudara kita yang berlomba meringankan beban ummat di area bencana, bahkan mereka ikhlas membantu meringankan beban ummat sampai fukushima..tetaplah menjadi bagian dari dakwah ini saudaraku…jika mereka ada salah, itulah membuktikan mereka manusia bukan malaikat tanpa salah dan dosa..apakah kau seperti malaikat tanpa khilaf???
Jangan menangis saudaraku…
Mari kembali kita satukan langkah, kita kuatkan tekad, kita kepalkan tangan dan kita teriakkan takbir sekencang-kencangnya, agar bergetar sealam raya, agar bergetar jiwa-jiwa mukmin karena asma-Nya, agar bergetar musuh-musuh dakwah ini karena ketakutannya…mari kita kumpulkan energI, kita genggam tangan kanan kita, kita bakar semangat kita dalam dada, kita gentarkan musuh-musuh kita dan kita takbir bersama sekeras-kerasnya..ALLAHU AKBAR…………!!!!
“tangan bergenggam tangan…
Saksikanlah janji kami…
Untuk teguh dalam barisan…
Untuk maju atau hancur bersama…”
abu rafah/islamedia

Minggu, 29 Mei 2011

Puskomdays "Temu LDK Se-Indonesia"


Islamedia - Berbahagialah kita, manusia yang tinggal dan hidup di Indonesia, sebuah negara bergelar zamrud khatulistiwa dengan segala kekayaan alamnya serta kondisi geografis yang berbeda-beda di sepanjang wilayahnya menjadi tanah air bagi berbagai penduduk yang memiliki karakeristik dan budaya yang demikian unik dan mempesona.

Beraneka ragam suku bangsa, etnis, agama, bahasa dan budaya yang berbeda tidak lantas menjadikan negara ini terpecah belah, namun semakin memperkuat jati diri bangsa yang beradab dalam tatanan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah menghujam kuat dalam diri setiap penduduknya, menjadikan bangsa ini bangsa yang kuat, mengantarkannya menjadi bagian penting dari masyarakat dunia.


Namun demikian, pantaskah kita tetap berbahagia karena Indonesia ternyata menghadapi banyak persoalan sampai menginjak usia 66 tahun ini. Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia berbeda di tiap massa. Masalah yang saat ini dihadapi bangsa Indonesia adalah timbulnya krisis kepercayaan. Tidak hanya di kalangan masyarakat awam, tetapi juga di kalangan pejabat pemerintahan serta kalangan akademisi.


Salah satu penyebab timbulnya krisis kepercayaan tersebut antara lain disebabkan terbentuknya pola pandang masyarakat Indonesia mengenai konsep kemajuan bangsa berdasarkan kepemilikan atas benda-benda fisik (materialisme).


Sesuai konsep dan kenyataan bahwa tolak ukur keberhasilan suatu bangsa dinilai dari kesuksesannya untuk menghargai sejarah, budaya dan tradisi serta keimanan, dan menguasai ilmu pengetahuan. Hal-hal ini yang cenderung menurun dimiliki bangsa kita saat ini. Melihat fenomena tersebut, maka mahasiswa atau pemuda sebagai bagian dari masyarakat harus berperan aktif menyelesaikan permasalahan umat dan bangsa yang dihadapi saat ini. Olehnya itu, pendidikan akan menjadi hal yang sangat utama, meliputi pendidikan untuk membentuk intelektualitas dan moralitas mahasiswa, pemuda dan generasi bangsa Indonesia. Pendidikan Agama, yang mengandung nilai-nilai penting untuk membentuk karakter masyarakat yang dapat hidup dalam sebuah bangsa yang majemuk, sehingga terbentuk masyarakat yang damai, adil dan sejahtera untuk Indonesia yang lebih baik. Di sisi lain, Islam dengan segala ketentuan-ketentuannya mengatur pembentukan karakter dan moralitas pemuda-pemudanya untuk dapat berperan aktif dalam berbagai kegiatan bermanfaat, baik itu kegiatan akademik, kepemudaan, keorganisasian, hukum dan HAM. Dalam berbagai kegiatan itulah para pemuda Islam diharapkan bisa meringankan dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini.


Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Indonesia sebagai sebuah organisasi yang menghimpun seluruh Lembaga Dakwah Kampus yang ada di Indonesia, yang menghimpun pemuda-pemuda terbaik bangsa ini, mempunyai visi ke depan untuk membangun sinergi di atas segala keanekaragaman yang ada dengan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi jati diri bangsa, dengan memberikan kontribusi nyata bagi keharmonisan dunia. Salah satu cara yang ditempuh oleh FSLDK adalah mengadakan kegiatan PUSKOMDAYS “Temu Lembaga Dakwah Kampus Daerah se-Indonesia” sebagai ajang silaturrahim dan penyatuan kembali gerak langkah LDK di seluruh Indonesia.

http://islamediaonline.files.wordpress.com/2011/05/publikasi.png

Nama Kegiatan


Kegiatan ini bernama PUSKOMDAYS “TEMU LEMBAGA DAKWAH KAMPUS DAERAH SE-INDONESIA”



Tema Kegiatan


Optimalisasi Potensi Dakwah Kampus Indonesia di Kancah Internasional.


Bentuk Kegiatan


Stadium General

Mengangkat tema Potensi Indonesia dalam restrukturisasi Dunia Internasional/Nasionalisasi Indonesia dalam Kancah Internasional.



Sharing Grand Design FSLDK Indonesia


Sharing Grand design FSLDK menjelaskan mengenai Arahan Puskomnas dalam hal Grand Design-nya sehingga menjadi Brain Storming masing-masing komisi dalam rapat dan pelatihan masing-masing komisi nantinya.



Rapat Komisi


Rapat komisi diawali dengan FGD (Focus Group Ddiscussion), dimana FGD membahas Grand Design yang disampaikan saat Sharing di awal. Dalam hal ini, sudah di bagi masing-masing komisi, yaitu komisi isu, komisi LDK dan Komisi Humas



Sekolah LDK


Meliputi:

* Sekolah Rekruitmen & Pertumbuhan LDK disampaikan oleh komisi P2LDK Puskomda
* Sekolah Penyikapan Media & Creatif Aksi disampaikan oleh komisi PKIN Puskomda
* Sekolah ADK Kompetensi & Penokohan disampaikan oleh komisi Humas Puskomda
* Sekolah BSN diperuntukkan bagi Calon Tim BSN BP Nas
* Sekolah Mentoring bagi Badan Mentoring BP Nas
* Training For Trainer (Calon Trainer PMLDK Daerah)



Sekolah Dunia Islam ( BK Isu Dunia Islam )


Seluruh peserta digabung kembali. Untuk konsep sekolah Dunia Islam, pemateri beberapa menit menyampaikan materi mengenai keadaan dunia islam saat ini kemudian pemaparan secara teknis di lapangan mengenai teknis Jaringan Donasi Nasioanal sehingga untuk masing-masing Puskomda, mempunyai Tim JDN Daerah yang di PJ kan ke Komisi A tiap-tiap Puskomda dan berkoordinasi langsung dengan BK Isu Dunia Islam.



LDK Mandiri secara Finansial

Semacam training untuk membahas konsep mengenai teknis pencarian dana



Jambore ADK Nas dan Kordinasi FSLDK – Kord JRMN





Lounching Buku Panduan Muslimah, Kaderisasi Nasional oleh Pusat Komunikasi Nasional, LDK Birohmah Unila, juga Lounching SC FSLDK Nas

Reward Puskomda terbaik masing-masing komisi ( Puskomnas )




Waktu dan Tempat Kegiatan



Kegiatan PUSKOMDAYS insya allah akan dislenggarakan pada hari Jum’at-Ahad, tanggal 3-5 Juni 2011 bertempat di Kampus Darmaga, Institut Pertanian Bogor

JANGAN SAMPAI DAKWAH INI HANCUR DI TANGAN AKTIVIS DAKWAH?

Hal yang membuat saya sedikit meratapi kegagalan saya selama ini adalah tentang ruhiyah yang saya miliki. Terkadang pernah saya mendengarkan tausiyah dari ustad yang begitu panjang lebar tapi tidak berkesan sedikitpun di hati terkadang juga pernah mendengar nasehat dari seorang teman meski singkat tapi begitu menyentuh di hati. Setelah di jelaskan dalam pertemuan itu oleh Murabbi, baru lah saya tersadarkan ternyata semua itu tergantung pada ruhiyah kita. Tampilan kita sesungguhnya adalah ruhiyah kita, sepanjang dan sebagus apapun kita retorika, pidato, tilawah dll tapi ketika ruhiyah kita gersang, hambar, dan bermasalah maka pendengar atau mad’u akan merasakan hal yang sama, mereka akan merasakan ke gersangan dan kehambaran dalam mendengarkan kita berbicara.
Dalam jama’ah dakwah ini ada dua kekuatan utama yang harus kita jaga. kekutan ruhiyah, meski setinggi apapun jabatan kita dalam jama’ah dakwah ini ketika ruhiyah bermasalah maka akan bermasalah pulalah nantinya. Saya terkadang berpikir mengapa begitu sulitnya mengajak dan mengkader orang lain, mau ikut Pinguin susah, ajak Demo susah, turun aksi susah, cari dana susah dan semua nya terasa begitu susah. Ternyata memang mungkin ruhiyah saya yang bermasalah karena terlalu jauh dari Allah, sehingga Allah pun menjauh dan tidak turut mencampuri urusan dakwah ini. Tidak ada urusan yang berat didunia ini ketika Allah hadir dan ikut campur dalam kegiatan kita, mungkin saja tilwah saya masih kurang, qiyamullailnya jarang, shaumnya belum lancar dan mungkin masih banyak lagi masalah yang lainnya,Yah mungkin memang seperti itulah adanya, semoga kedepannya saya mampu lebih baik dari sekarang ini, dan saya berharap kita semua bisa menghidupkan ruhiyah kita agar kemudahan dalam jama’ah ini di berikan oleh Allah, karena sesungguhnya mengemban amanah dakwah ini seperti menggenggam bara api di tangan kita, tidak akan ada manusia yang sanggup mengemban amanah ini gunung saja akan hancur apalagi manusia.
Kekuatan jama’ah yang kedua adalah Ukhuwah, apa artinya jama’ah dan ruhiyah yang bagus jika ukhuwahnya juga bermasalah. Layaknya sebuah bangunan, seharusnya kita saling melengkapi, ketika tangan terluka kepala, kaki dan seluruhnya akan turut merasakan sakit. Mungkin saja selama ini saya kurang memperkuat ukhuwah sehingga belum mampu merasakan penderitaan dari ikhwah yang lain bahkan tidak merasakan susah ketika yang lain susah, mungkin kurang silaturahmi dengan ikhwan yang lain sehingga ketika ada permasalahan cendrung berpikir negative terhadap mereka. Bagaimana mungkin jama’ah dakwah ini akan solid dan kuat jika para penggeraknya saja saling bersu’uzon dengan yang lainnya, tidak saling perduli dengan masalah saudaranya, sering ghibah, dan lain sebagainya.
Saya benar-benar merasakan adanya kekosongan dalam diri ini, mungkin terlalu banyak memikirkan pribadi sehingga dengan begitu mudahnya saya mengabaikan jama’ah dakwah ini. Saya berharap tidak ada orang lain yang melakukan kebodohan seperi yang saya lakukan selama ini. Saudaraku, jangan sampai dakwah ini hancur di tangan para aktivis dakwah. Saya berharap kita semua mampu memperbaiki diri kita sendiri dengan membersihkan jiwa kita, memperkuat ruhiyah dan ukhuwah kita. Semoga dengan jalan seperti itu kita mampu menghidupkan dan memperkuat jama’ah dakwah ini dengan senantiasa mengaharapkan campur tangan Allah.
Mungkin inilah ilmu baru yang saya dapatkan pada hari ini yang bisa saya bagikan meski masih banyak lagi hal baru saya dapatkan, namun seklumit inilah yang hanya bisa saya tuliskan, semoga bermanfaat khususnya saya pribadi dan bagi pembaca sekalian. Wallahu ‘alam bissawab (copas dari salah satu blog ikhwan).

Kamis, 19 Mei 2011


Munkgin kita merasa yakin bahwa segala usaha telah kita lakukan. Meski sebenarnya tidka ada ukuran juga untuk menilai diri sendiri kalau kita melakukan segalanya. Namun kerja keras dan upaya kita untuk selalu berusaha, tentu telah tercatat sebagai satu nilai kebaikan. Dan kita tahu, bahwa tidak ada kebaikan di sisi Allah yang sia-sia, tidak ada kebaikan yang tidak terbalas.
Tapi ketika semua yang telah kita lakukan belum juga menampakkan hasil, barangkali kita perlu menyadarkan diri untuk melihat lebih dalam pada sosok kita sendiri. Sebab boleh jadi, sebenarnya kita menyimpan penghalang yang membuat keberhasilan itu terus tertunda. Ada sesuatu yang salah sehingga waktu tak juga mau bicara . Setiap orang wajib melakukan introspeksi, agar dia memahami kekurangan yang melekat di dirinya, yang munking menjadi penghalang datang sesuatu yang dia harapkan.
Ibrahim AlKhawwas pernah menceritakan, suatu hari ia keluar untuk menentang hal hal mungkar. Dia lalu dikejutkan oleh segerombolan anjing yang menyalak kearahnya, hingga ia tidak bisa melanjutkan perjalannya untuk melaksanakan maksudnya. Dia kembali, kemudian masuk kemasjid dan melaksanakan shalat. Setelah keluar dari masjid, kawanan anjing-anjing itu mengibas ibaskan ekornya dan dia berjalan meninggalkannya tanpa ada gangguan lagi dan tanpa ada rasa takut dihatinya, sehingga dia bisa meneruskan perjalanan dan melaksanakan niatnya. Ketika ditanya tentang kejadian itu, Ibrahim berkata,"Dalam diriku sendiri saar itu masih ada kemungkaran, maka anjing-anjing itupun menghadangku. Tatkala aku kembali dan bertaubat atas dosa-dosa itu, maka yang terjadi adalah seperti apa yang kalian lihat,"
Ketika kita telah berdoa, misalnya berkali kali dan sudah sekian lama melakukannya, tapi yang kita pinta belum juga terwujud, mungkin ada hal yang harus kita perbaiki dari sikap kita, dari pekerjaan-pekerjaan yang menjadi sumber penghidupan kita, dari cara kita memperlakukan karunia yang diberikan Allah kepada kita, dan dari banyak lagi aspek yang lain. Dari situ mungkin kita menemukan satu kekurangan yang menuntut untuk segera di perbaiki, agar kita tidak terjebak dalam penantian yang panjang karena hanya bersandar dari banyaknya usaha dan melupakan hal yang lain.
karena itu, sekali lagi, PERIKSA DIRI DAN PERBAIKI selalu hal hal yang akan menghambar datangnya hasil, sehingga kita tidak terjebak dalam penantian yang panjang bersama waktu yang tak terlihat ujungnya.(Sultan Hadi)

Minggu, 08 Mei 2011

Dengan Gerobak Reot Hantarkan Anak ke Perguruan Tinggi

Potret Kehidupan Sujak (63) Penjual Gorengan di Terminal Simpang Nangka Dengan Gerobak Reot,
Antarkan Anak Hingga Perguruan Tinggi Sepintas lewat dan mampir membeli gorengan di Terminal Simpang Nangka, terlihat sosok laki-laki tua penjual gorengan berperawakan kecil kurus dengan gerobak reot yang digunakannya. Laki-kaki itu bernama Sujak, seorang bapak 5 orang anak warga Kelurahan Banyumas Kecamatan Curup Tengah. Dengan gerobak reotnya itu, laki-laki kelahiran 63 tahun lalu ini telah mengantarkan anak-anaknya sekolah hingga ke perguruan tinggi.
Sujak berjualan gorengan sejak tahun 2000, bertepatan dengan beroperasinya Terminal Simpang Nangka. Gorengan yang dijual Sujak di antaranya tahu, tempe, empek-empek dan pisang goreng. Harga gorengan itu Rp 500 per buah. Terminal Simpang Nangka saat itu sunyi lengang. Namun Sujak tetap sabar menanti calon pembeli datang menghampirinya. Biasanya, pembeli gorengan buatan Sujak itu adalah para penumpang yang menanti kedatangan bus. Ketika bus tiba, para penjual gorengan termasuk Sujak, sedikit berlarian mendekati bis yang datang, berharap rezeki datang. Di sisi lain, Sujak yang hanya seorang penjual gorengan tak ingin anak-anaknya mengikuti jejaknya yang hanya lulusan SR (Sekolah Rakyat). Sujak bertekad, walaupun hanya seorang penjual gorengan namun anak-anaknya harus mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Hal itu dibuktikannya, 2 putranya yakni Hallyan (25) kuliah di STAIN Curup semester terakhir, Yudo Anggo Promono (22) di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Jawa Timur semester terakhir. Bahkan Yudo diangkat menjadi Asisten Dosen. Tiga anak Sujak yang lain yakni Toriq Trihandayani (SMAN 5 Curup), Adi (SMP 3 Talang Ulu) dan Srikandi (SD 06 Curup). “Anak saya pokoknya harus sekolah. Biarlah mereka minder karena bapaknya jualan gorengan. Saya terus mendorong mereka jangan berhenti sekolah,” papar Sujak dengan nada tegar. Sujak merupakan perantau asal Jawa, tiba di Curup tahun 1974. Ia sudah berkeliling gonta ganti usaha. Tahun 1985, Sujak pulang ke Jawa untuk menjemput sang calon bidadari pelengkap kehidupan. Karena ia tidak boleh menikah dengan gadis yang bukan dari Kepulauan Jawa. Karena betah di Kota Curup yang penuh embun di pagi hari, akhirnya bersama sang istri ia tinggal di Curup. Mulailah ia membuat gerobak gorengan berjualan keliling di Kota Curup dan istri berjualan sayuran.
Saat Terminal Simpang Nangka beroperasi tahun 2000 hingga kini, Sujak setia bersama gerobak dan gorengannya. Setiap pagi sekitar pukul 08.00 WIB, ia menjadwalkan harus tiba di Terminal Simpang Nangka. Artinya sejak waktu subuh usai, ia harus menyiapkan peralatan dan bahan gorengan bersama istrinya, Supatmi (46). Hingga berhari-hari sampai pukul 18.00 WIB, Sujak menunggu penumpang mobil bus dari Jawa, Bengkulu, Palembang, Padang dan kota besar lainnya yang transit di terminal ini. Beberapa mobil pejabat sesekali lewat depan gerobaknya. Sujak tetap tegar walaupun banyak juga yang membuat ia jengkel.”Saya sering iri hati. Pasalnya kalau anak-anak muda biasanya milih-milih. Mungkin gerobak saya kelihatan reot, idak mau beli gorengan kami,” ujar Sujak. Dalam sehari, Sujak mendapat omzet kotor Rp 100 ribu – Rp 160 ribu. “Biarlah istri saya yang mengatur keuangannya. Saya takut lemah kalau tahu penghasilan sedikit. Jadi saya hanya tahu kalau kita harus punya manajemen keuangan,” tutup Sujak.(**)
Di tulis oleh : Insan yg merindukan cinta kedua orang tua hingga mengharapkan syurga sang Pencipta.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites