LDK Cahaya Islam STAIN Curup Terdepan Dalam Amal dan Ilmu

Assalamualaikumwrwb ! Terima kasih telah berkunjung ke blog kami, "Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dan berada dalam barisan yang teratur seolah-olah mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh. (Asshaf:4) !

Sabtu, 04 Juni 2011

Jika Dosaku Menggunung Tinggi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUukvcAgbFwFhHO8TMfb1nx3ssRUiN7FLi11FO_tMepQU_aoiyzAArUw_rccIccLBMYUh2CFWxI0G4k5BRRCYMR8DmQmtcXA7fz8xRJbBEKiNZ2PdrCq0pc0EtLG4DQYebr9vukWPGfvI/s1600/berdoa1.jpg

Jika dosaku menggunung tinggi
Maka pengampunan-Mu  sungguh melangit luas
Jika syukurku selautan tak bertepi
Maka syukur itu hanyalah setetes nikmat-Mu di bumi

Duhai kekasih ku,
Aku pernah lupa menemui-Mu di waktu fajar
Karena buaian mimpi yang membuat ku terlena

Duhai kekasih ku,
Aku pernah lupa dengan janjiku untuk bertemu dengan –Mu di suatu siang di rumah berkuba dan Bermenara
Karena aku memilih lunch dengan rekan kerjaku di sebuah rumah makan yang mewah

Duhai pujaan ku,
Aku pun pernah membuat-Mu cemburu
Saat Kau panggil aku di waktu sore, namun aku tak menghiraukan

Duhai kekasih ku
Aku juga pernah melupakan-Mu
Saat di suatu petang Kau tunggu aku disuatu surau
Aku malah meninggalkan-Mu karena lelah dan tak mau diganggu

Duhai dambaan ku
Aku pun pernah acuh pada-Mu di waktu malam
Karena aku berpura-pura tak dengar panggilan-Mu, dan memilih menyaksikan hiburan

Malah surat cinta yang kau berikan padaku
Tak pernah kubaca hanya kusimpan
Di atas lemari yang berdebu

Duhai kekasihku disana…
Aku tahu
Kau masih mengasihi dan menyanyangi ku selalu
Walau sudah terlalu sering aku melupakan-Mu
Aku tahu
Kau akan selalu memaafkanku
Walau sudah terlalu sering aku mengkhianati-Mu

Duhai kekasihku..
Sudah terlalu banyak pemberian yang Kau berikan padaku
Namun aku jarang sekali berterima kasih pada-Mu

Duhai kekasihku
Maaf kan aku telah membuat-Mu cemburu..
Saat aku menyayangi istri dan anak ku
Aku sedikit melupakan-Mu
Saat keindahan dunia begitu menarik perhatian ku
Aku tak ingat bahwa Kau lah yang telah memberikan itu semua padaku
Saat harta ku semakin banyak
Aku beli apa saja dan melupakan shodaqoh ku
Saat rumah ku berdiri besar dan mewah
Aku jadi khawatir meninggalkan rumah ku dan melupakan rumah-Mu
Saat daganganku laris manis
Aku tunda perintah-Mu, karena khawatir dengan kerugian yang akan aku dapatkan
Saat ternak ku semakin berkembang biak
Aku bertambah sibuk dengan ternakku, dan melupakan janji kita di suatu surau
Saat proyek bisnis begitu menggoda
Aku tak mau telat bertemu rekan bisnisku, sampai panggilan-Mu menjadi begitu mengganggu di telingaku

Maafkan aku untuk itu semua..
Maafkan aku,
jika aku lebih mencintai dunia dari pada Engkau duhai kekasihku
Maafkan aku yang sering melupakan-Mu di sepanjang waktu

Jangan Kau cemburu padaku
Jangan Kau jauhi aku
Jangan Kau marah padaku
Sungguh…
Aku tak sanggup hidup tanpa-Mu

Duhai Allah kekasihku…
Di ruang kecil ini
Berteman pelita dengan cahaya temaram
Kurenungi kembali tentang hubungan kita selama ini
Ku ambil selembar kertas dan sebuah pena
Ku tuliskan satu persatu dosa dan khilaf yang telah ku lakukan
Ku bagi menjadi dua bagian
Sebelah kiri dosa besar, sebelah kanan dosa kecil
Lalu ku lingkari dosa dan khilaf yang sering kulakukan….

Astaghfirullah…
Aku lalai dalam sholatku,,
Aku malas bersedekah
Aku sering meng-ghibah dan memfitnah
Aku jarang ke rumah-Mu
Aku enggan membaca ayat-ayat – Mu
Aku egois dengan saudaraku
Aku merasa paling banyak beramal dalam dakwah
Aku sering mengeluh saat ujian mendera
Aku sering merasa paling benar


Ya Allah Robb tercinta ku…
Maafkan aku untuk itu semua…
Maafkan aku…
Aku sering berkata cinta pada-Mu
Tapi aku belum mampu membuktikan…
Aku sering berkata cinta pada-Mu
Tapi aku selalu membuat-Mu cemburu…

Ya Robbi….
Aku tahu Engkau mendengar keluh kesahku di malam ini..
Maka ampunilah semua khilaf dan dosaku…
Duhai kekasihku….amin…


Tangerang, 7 April 2011
Di sudut ruang sholat rumah ku
Pukul 03.30

Abu Rafah (copas islamedia)

Jumat, 03 Juni 2011

Semua Berawal Dari Sini

"Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang-orang yang berjalan dengan membawa hasutan, yang memecah belah antar-saudara, yang mencari-cari kesalahan orang-orang yang tidak bersalah." (HR Thabrani)
...

وَقُلْ لِعِبَادِى يَقُوْلُواالَّتِى هِىَ أحْسَنْ اِنَّ الشيْطَان يَنْزِغُ بَيْنَهُمْ ان الشيطان كان لِلْإنْسَانِ عَدُوّا مُبِيْنا

Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (QS Al-Isro (17):53)

Abdullah bin Umar ra menyampaikan hadits, ia berkata, “Suatu hari Rasulullah SAW naik ke atas mimbar, lalu menyeru dengan suara yang tinggi:

“Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya dan iman itu belum sampai ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, janganlah menjelekkan mereka, jangan mencari-cari aurot mereka. Karena orang yang suka mencari cari aurot saudaranya sesama muslim, Allah akan mencari-cari aurotnya. Dan siapa yang dicari-cari aurotnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia berada di tengah tempat tinggalnya.”

(HR. At Tirmidzi no. 2032, HR. Ahmad 4/420. 421, 424 dan Abu Dawud no. 4880. hadits shahih. Keterangan: yang dimaksud dengan aurot disini adalah aib/cela atau cacat, kejelekan dan kesalahan).

Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Orang yang paling dicintai Allah diantara kalian adalah orang yang paling baik akhlaqnya, yang merendahkan bahu, yang mau menjalin dan mau dijalin. Dan sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang-orang yang berjalan dengan membawa hasutan, yang memecah belah antar-saudara, yang mencari-cari kesalahan orang-orang yang tidak bersalah."
(HR Thabrani dalam Kitab al-Ausath)

Nabi saw juga bersabda:

"Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling buruk diantara kalian?" Para sahabat menjawab, “Tentu”. Nabi saw bersabda: "Orang-orang yang berjalan seraya membawa hasutan, yang merusak diantara orang-orang yang bercinta kasih, yang menginginkan aib bagi orang-orang yang tidak bersalah". (HR Ahmad)

Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لَا يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِي بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِي النَّارِ

"Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama 70 tahun di dalam neraka."

(HR at-Tirmidzi, no. 2314. Ibnu Majah, no. 3970. Ahmad, 2/355, 533. Ibnu Hibban, no. 5706. Syaikh al-Albâni menyatakan: "Hasan shahîh".)

Di dalam Musnad Imam Ahmad, dari Anas bin Mâlik , dari Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam, beliau bersabda:

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

"Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, ia tidak akan masuk surga".

(HR Ahmad, no. 12636, dihasankan oleh Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun-Nazhirin, 3/13.)

Abdullah bin Mas'ud ra berkata: aku telah mendengar Rasulallah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

أَكْثَرُ خَطَايَا إِبْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ

"Kebanyakan kesalahan anak Adam ialah pada lidahnya"

(HR Thabrani, Ibnu `Asakir, dan lainnya. Lihat Silsilah ash-Shahîhah, no. 534.)

Dikatakan, Seseorang meminta dari seorang bijak bestari tujuh ratus ketenangan dalam tujuh kalimat. Setelah datang kepadanya, orang itu berkata,

“Sesungguhnya aku datang untuk mendapatkan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Beritahukanlah kepadaku tentang langit dan apa yang lebih berat darinya. Tentang bumi dan apa yang lebih luas darinya. Tentang batu karang dan apa yang lebih keras darinya. Tentang api dan apa yang lebih panas darinya. Tentang salju dan apa yang lebih dingin darinya. Tentang lautan dan apa yang lebih kaya darinya. Dan tentang orang papa dan apa yang lebih hina darinya?”

Orang bijak bestari menjawab, “Berdusta atas orang yang tidak bersalah lebih berat dari segenap langit, kebenaran lebih luas dari bumi, hati yang menerima lebih kaya dari lautan, ketamakan dan kedengkian lebih panas dari api, kebutuhan akan kerabat apabila tidak berhasil lebih dingin dari salju, hati orang kafir lebih keras dari batu, dan penghasut apabila terbongkar perkaranya lebih hina dari orang papa.”

Seorang ahli hikmah berkata, aku tidak pernah menyesali apa yang tidak aku ucapkan, namun aku sering sekali menyesali perkataan yang aku ucapkan. Ketahuilah, lisan yang nista lebih membahayakan pemiliknya daripada membahayakan orang lain yang menjadi korbannya.

Ikhwatifillah, itulah pesan-pesan Nabi untuk kita semua, hamba-hamba Allah yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia terlebih di akhirat. Semoga Allah mengampuni kita semua, memaafkan kesalahan dan ketergelinciran kita, dan dengan rahmatNYA mengkaruniakan keselamatan di dunia dan di akhirat. Amin. [bg/piyungan] COPAS Islamedia

*.sumber: Kitab Ihya Ulumuddin Imam Al-Ghazali

Kamis, 02 Juni 2011

Kewajiban Bertaubat dan Urgensinya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXUBni_8uoGYIqp69PEID1Qi91_NFeRym3mq5LOOKdhMcbUo2wufmRXl-Ym7gKDHN0FRDHOlJiMDRp0MR19q0TXU2xRn4R1OfbIg_L6gZ6jcqz9qPzaTG1i3IDbvXXCl1NnN8dXP0i-Js9/s320/taubat2.jpg 

Taubat dari dosa yang dilakukan oleh seorang mu'min --dan saat itu ia sedang berusaha menuju kepada Allah SWT -- adalah kewajiban agama. Diperintahkah oleh Al Quran, didorong oleh sunnah, serta disepakati kewajibannnya oleh seluruh ulama, baik ulama zhahir maupun ulama bathin. Atau ulama fiqh dan ulama suluk. Hingga Sahl bin Abdullah berkata: Barangsiapa yang berkata bahwa taubat adalah tidak wajib maka ia telah kafir, dan barangsiapa yang menyetujui perkataan seperti itu maka ia juga kafir. Dan ia berkata: "Tidak ada yang lebih wajib bagi makhluk dari melakukan taubat, dan tidak ada hukuman yang lebih berat atas manusia selain ketidak tahuannya akan ilmu taubat, dan tidak menguasai ilmu taubat itu (Di sebutkan oleh Abu Thalib Al Makki dalam kitabnya Qutul Qulub, juz 1 hal. 179).

Taubat dalam Al Quran

Al Quran memberi perhatian yang besar terhadap taubat dalam banyak ayat-ayat yang tersebar dalam surah-surah Makkiah atau Madaniah. Kita akan membaca ayat-ayat itu nantinya, insya Allah.
"Bertaubatlah kepada Allah SWT dengan Taubat yang semurni-murninya".
Di antara perintah yang paling tegas untuk melaksanakan taubat dalam Al Quran adalah firman Allah SWT:
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu" (QS. At Tahrim: 8).
Ini adalah perintah yang lain dari Allah SWT dalam Al Quran kepada manusia untuk melakukan taubat dengan taubat nasuha: yaitu taubat yang bersih dan benar. Perintah Allah SWT dalam Al Quran itu menunjukkan wajibnya pekerjaan ini, selama tidak ada petunjuk lain yang mengindikasikan pengertian selain itu. Sementara dalam ayat itu tidak ada petunjuk yang lain itu. Oleh karena itu, hendaknya seluruh kaum mu'min berusaha untuk menggapai dua hal atau dua tujuan yang pokok ini. Yaitu:
  1. Menghapuskan dosa-dosa
  2. Masuk ke dalam surga.
Seluruh individu muslim amat membutuhkan dua hal ini:
Pertama: agar kesalahannya dihapuskan, dan dosa-dosanya diampunkan. Karena manusia, disebabkan sifat kemanusiaannya, tidak mungkin terbebas dari kesalahan dan dosa-dosa. Itu bermula dari kenyatan elemen pembentukan manusia tersusun dari unsur tanah yang berasal dari bumi, dan unsur ruh yang berasal dari langit. Salah satunya menarik ke bawah sementara bagian lainnya mengajak ke atas. Yang pertama dapat menenggelamkan manusia pada perangai binatang atau lebih buruk lagi, sementara yang lain dapat mengantarkan manusia ke barisan para malaikat atau lebih tinggi lagi.
Oleh karena itu, manusia dapat melakukan kesalahan dan membuat dosa. Dengan kenyataan itu ia membutuhkan taubat yang utuh, sehingga ia dapat menghapus kesalahan yang diperbuatnya.
Kedua: agar ia dapat masuk surga. Siapa yang tidak mau masuk surga? Pemikiran yang paling berat menghantui manusia adalah: akan masuk kemana ia nantinya di akhirat. Ini adalah masalah ujung perjalanan manusia yang paling penting: apakah ia akan selamat di akhirat atau binasa? Apakah ia akan menang dan bahagia ataukah ia akan mengalami kebinasaaan dan penderitaan? Keberhasilan, kemenangan dan kebahagiaan adalah terdapat dalam surga. Sedangkan kebinasaan, kekecewaan serta penderitaan terdapat dalam neraka:
"Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan" (QS. Ali Imran: 185.).

Bertaubatlah Kalian Semua Kepada Allah SWT, Wahai Orang-2 yg Beriman

Di antara ayat Al Quran yang berbicara tentang taubat adalah firman Allah:
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (QS. An-Nur: 31).
Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan kepada seluruh kaum mu'minin untuk bertaubat kepada Allah SWT, dan tidak mengecualikan seorangpun dari mereka. Meskipun orang itu telah demikian taat menjalankan syari'ah, dan telah menanjak dalam barisan kaum muttaqin, namun tetap ia memerlukan taubat. Di antara kaum mu'minin ada yang bertaubat dari dosa-dosa besar, jika ia telah melakukan dosa besar itu. Karena ia memang bukan orang yang ma'shum (terjaga dari dosa). Di antara mereka ada yang bertaubat dari dosa-dosa kecil, dan sedikit sekali orang yang selamat dari dosa-dosa macam ini. Dari mereka ada yang bertaubat dari melakukan yang syubhat. Dan orang yang menjauhi syubhat maka ia telah menyelamatkan agama dan nama baiknya. Dan diantara mereka ada yang bertaubat dari tindakan-tindakan yang dimakruhkan. Dan di antara mereka malah ada orang yang melakukan taubat dari kelalaian yang terjadi dalam hati mereka. Dan dari mereka ada yang bertaubat karena mereka berdiam diri pada maqam yang rendah dan tidak berusaha untuk mencapai maqam yang lebih tinggi lagi.
Taubat orang awam tidak sama dengan taubat kalangan khawas, juga tidak sama dengan taubat kalangan khawas yang lebih tinggi lagi. Oleh karena itu ada yang mengatakan: "Kebaikan kalangan abrar adalah kesalahan orang-orang kalangan muqarrabin!" Namun, dalam ayat itu, semua mereka diperintahkan untuk melakukan taubat, agar mereka selamat.
Pengarang kitab Al Qamus memberikan komentar atas ayat ini dalam kitabnya (Al Bashair): Ayat ini terdapat dalam kelompok surah Madaniyyahh . Allah tujukan kepada kaum yang beriman dan kepada makhluk-makhluk-Nya yang baik, agar mereka bertaubat kepada-Nya, setelah mereka beriman, sabar, hijrah dan berjihad. Kemudian mengaitkan keberuntungan dengan taubat "agar kalian beruntung". Yaitu mengaitkan antara sebab dengan yang disebabkan. Dan menggunakan dengan 'adat' "la'alla" untuk memberikan pengertian pengharapan. Yaitu jika kalian bertaubat maka kalian diharapkan akan mendapatkan keberuntungan, dan hanya orang yang bertaubat yang berhak mengharapkan keberuntungan itu.
Sebagian ulama suluk berkata: Taubat adalah wajib bagi seluruh manusia, hingga bagi para nabi dan wali-wali sekalipun. Dan janganlah engkau duga bahwa taubat hanya khusus untuk Adam a.s. saja. Allah SWT befirman:
"Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia, kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dam memberinya petunjuk" (QS. Thahaa: 121-122).
Namun ia adalah hukum yang azali dan tertulis bagi umat manusia sehingga tidak mungkin dapat diterima sebaliknya. Selama sunnah-sunnah (ketentuan) Ilahi belum tergantikan. Maka kembali --yaitu dengan bertaubat-- kepada Allah SWT bagi setiap manusia adalah amat urgen, baik ia seorang Nabi atau orang yang berperangai seperti babi, juga bagi wali atau si pencuri. Abu Tamam berkata:
"Jangan engkau sangka hanya Hindun yang berhianat, itu adalah dorongan peribadi dan setiap orang dapat berlaku seperti Hindun!
Perkataan itu didukung oleh hadits:
"Seluruh kalian adalah pembuat salah dan dosa, dan orang yang berdosa yang paling baik adalah mereka yang sering bertaubat". Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan lainnya dari Anas. Juga taubat itu adalah wajib bagi seluruh manusia. Ia wajib dalam seluruh kondisi dan secara terus menerus. Pengertian itu dipetik dari dalil yang umum, Allah SWT berfirman: " dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah". Karena manusia tidak mungkin terbebaskan dari dosa yang diperbuat oleh anggota tubuhnya. Hingga para nabi dan orang-orang yang saleh sekalipun. Dalam Al Quran dan hadits disebutkan tentang dosa-dosa mereka, serta taubat dan tangisan sesal mereka.
Jika suatu saat orang terbebas dari maksiat yang dilakukan oleh tubuhnya, maka ia tidak dapat terlepas dari keinginan berbuat maksiat dalam hatinya. Dan jikapun tidak ada keinginan itu, dapat pula ia merasakan was-was yang ditiupkan oleh syaitan sehingga ia lupa dari dzikir kepada Allah SWT. Dan jika tidak, dapat pula ia mengalami kelalaian dan kurang dalam mencapai ilmu tentang Allah SWT, sifat-sifat-Nya serta perbuatan-perbuatan-Nya. Semua itu adalah kekurangan dan masing-masing mempunyai sebabnya. Dan membiarkan sebab-sebab itu dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang berlawanan berarti mengembalikan diri ke tingkatannya yang rendah. Dan manusia berbeda-beda dalam kadar kekurangannya, bukan dalam kondisi asal mereka (Lihat: Syarh Ainul Ilmi wa Zainul Hilm, juz 1 hal. 175. Kitab ini adalah mukhtasar (ringkasan) kitab Ihya Ulumuddin).

Orang yang tidak Bertaubat adalah Orang yang Zhalim

Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita -wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita yang lain (karena) boleh Jadi wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk pangggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS .Al Hujurat: 11)
Setelah Allah SWT melarang kaum mu'minin untuk mencela seorang muslim --baik ia laki-laki atau perempuan-- serta mengejeknya dengan ucapan yang menyakitkan atau membuatnya susah; dan al-Quran menganggap orang yang mengejek sesama muslim sebagai orang yang mengejek dirinya sendiri, karena kaum muslimin adalah seperti satu tubuh; Al-Quran juga melarang untuk saling panggil memanggil dengan panggilan yang buruk yang tidak disenangi orang. Perbuatan itu semua akan memindahkan manusia dari derajat keimanan ke derajat kefasikan. Dari seorang mu'min menjadi seorang fasik, dan nama yang paling buruk setelah keimanan adalah kefasikan itu.
Kemudian Allah SWT berfirman:
"Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim". Ini adalah dalil akan kewajiban bertaubat. Karena jika ia tidak bertaubat maka ia akan menjadi orang-orang zhalim. Dan orang-orang yang zhalim tidak akan beruntung.
"Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung." (QS. Yusuf: 23)
Juga tidak dicintai Allah SWT:
"Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim."( QS. Ali 'Imran: 57).
Serta mereka tidak mendapatkan petunjuk dari Allah SWT:
"Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. Al Maidah: 51).
Dan mereka juga tidak selamat dari api neraka:
"Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (QS. Maryam: 71-72.).
Ayat-ayat yang lain:
Di antara ayata-yat Al Quran yang mengajak kepada taubat dan menganjurkannya, serta menjelaskan keutamaannya dan buahnya adalah firman Allah SWT:
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222).

Mengajak Kaum Musyrikin dan Kaum Kafir untuk Bertaubat

Di antara ayat-ayat Al Quran ada yang mengajak kaum musyrikin untuk bertaubat, serta membukan pintu bagi mereka untuk bergabung dalam masyarakat muslim, serta menjadi saudara seiman mereka. Seperti firman Allah SWT dalam surah at-Taubah setelah memerintahkan untuk memerangi kaum musyrikin yang melanggar perjanjian damai:
"Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. at-Taubah: 5).
"Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama." (QS. At-Taubah: 11)
Al Quran juga mengajak orang-orang Kristen untuk bertaubat dari perkataan mereka tentang ketuhanan al Masih atau ia sebagai satu dari tiga oknum tuhan! Sedangkan ia sebetulnya hanyalah seorang hamba Allah. Dan baginya telah terjadi apa yang terjadi bagi manusia biasa. Serta Al Quran mengajak untuk menyembah Allah SWT saja.
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah al Masih putera Maryam", padahal al-Masih (sendiri) berkata: "Hai bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: " bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Maidah: 72-74 ).
Bahkan Allah SWT Yang Maha Pemurah juga membuka pintu taubat bagi orang-orang kafir yang telah demikian keji menyiksa kaum mu'mimin dan mu' minat, serta telah melemparkan kaum mu'minin itu ke dalam api yang panas:
"Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar. Ketika mereka duduk di sekitarnya. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman." (QS. al Buruj: 5-7.)
Allah SWT berfirman setelah menyebutkan kisah mereka itu, bahwa mereka membenci kaum mu'minin itu semata karena kaum mu'minin beriman kepada Allah SWT semata.
Allah SWT befirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mu'min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar." (QS. al Buruuj: 10).
Hasan al Bashri mengomentari ayat ini: "lihatlah kedermawanan dan kemurahan Allah SWT ini: mereka membunuh para wali-Nya, dan Dia kemudian mengajak mereka itu untuk bertaubat dan meminta ampun kepada-Nya!."
Hingga kemurtadan --yaitu orang yang kafir setelah iman- taubat mereka masih dapat diterima. Allah SWT berfirman:
"Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjukki orang-orang yang zalim. Mereka itu balasannya ialah: Bahwasanya la'nat Allah ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) la'nat para malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa dari mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh, kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 86-89.) Islamedia 
 Yusuf Qardhawi

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites